TravelEatpedia.com. Genap dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sektor pariwisata Indonesia dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yan
Lebih lanjut, Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan bahwa saat ini ada pegeseran paradigma ke arah pembangunan pariwisata berkualitas yang lebih fokus pada pariwisata berkelanjutan. “Berarti kita harus punya penyediaan infrastruktur dasar dan penunjang pariwisata,” tandasnya.
Baca juga:
Baking Demo Bersama Interflour Kreasikan Kue Lapis Surabaya
Seiring dengan gencarnya pengembangan desa wisata, salah satu sarana penunjang pariwisata yang juga dipacu adalah pengembangan akomodasi berupa homestay.
Guna mendukung hal tersebut, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sejak 2018 menyalurkan pembiayaan homestay. Direktur Operasional dan Keuangan SMF Trisnadi Yulrisman mengatakan, pembiayaan homestay menyasar seluruh pegiat pariwisata di desa wisata.
“Mereka bisa menggunakan dananya untuk membangun homestay, merenovasi rumah atau kamar yang bisa digunakan wisatawan,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Baca juga:
Menparekraf Gerak Cepat Wujudkan Danau Toba Sebagai Destinasi Unggulan
Trisnadi membeberkan, dana yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp20,2 miliar dan telah terealisasi sekitar Rp8,2 miliar dengan jumlah 100 debitur. “Kami menetapkan suku bunga yang sangat rendah yaitu flat dan fix 3% per tahun, dengan plafon maksimal Rp150 juta per rumah dan tenor 1-10 tahun,” jelas dia.
Trisnadi menambahkan, saat ini terdapat 12 desa wisata yang sudah menerima fasilitas pembiayaan dari SMF. Antara lain Desa Wisata Samiran, Nglanggeran, Kuta Mandalika, Sembalun, Mertak, Bangsring.
Untuk tahun ini, perseroan negara menyasar lima lokasi baru, di antaranya di Likupang, Labuan Bajo, Banda Naira hingga Papua.
COMMENTS